Kami dari BEM FPP UNDIP akan mengadakan bakti sosial korban bencana banjir.
Lokasi : perbatasan demak-jepara
apabila ada yang ingin membantu bisa mengirimkan donasi uang ke nomer rekening mandiri 136-00-1154011-6 atas nama aprilian adi nugroho.
Batas sampai minggu (26 januari 2014) pukul 20.00.
Info : 083838090004 (april)
"Bantuan kita adalah kehidupan bagi mereka, siapa lagi kalau bukan kita dan kapan lagi kalau bukan sekarang"
Kamis, 23 Januari 2014
Rabu, 08 Januari 2014
bemfpp.com-opini. Konsumsi
daging ayam segar pada tahun 2011 adalah 3,6 Kg/kapita/tahun mengalami
peningkatan sebesar 2,9% dari tahun 2010. Sedangkan produksi daging ayam
pedaging pada tahun 2011 menunjukkan angka 1.337.911 ton, mengalami peningkatan
sekitar 10% dari produksi tahun 2010. Angka tersebut setidaknya memberikan arti
bahwasanya konsumsi daging tiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan grafik produksi daging di atas dari total daging yang ada di
Indonesia, terdapat sekitar 52% daging ayam ras pedaging.
Fluktuasi Harga Daging
Ayam
Fluktuasi
harga daging ayam ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama adalah pakan, pakan
unggas yang notabene bersaing dengan manusia dan ketersediaan jumlah pakan
menyebakan harga pakan mulai naik. Kedua, Day Old Chick (DOC) yang jumlah
umurnya hanya sehari ketika jumlah stok berlebih maka harga menjadi turun,
sebaliknya ketika jumlah stok sedang berkurang maka harga menjadi meningkat.
Dan yang terakhir adalah masa ayam
dipanen harus dipotong pada hari itu juga. Ini merupakan bagian dimana peternak
kebingungan mengatasinya.
Ayam yang telah masuk musim panen
hendaknya harus langsung dijual. Pilihannya disini adalah jual hidup atau jual
karkas. Permisalan, jual karkas merupakan pilihan dimana produsen ingin
mendapatkan keuntungan lebih. Musibah terjadi ketika harga ayam saat itu
mengalami penurunan dan produsen ini dituntut untuk harus menjual sebab apabila
tidak, kerugian yang lebih besar akan ia dapati.
Daging Ayam Beku
Hampir
semua dari produk peternakan bersifat perishable
food. Termasuk diantaranya adalah daging ayam. Daging ayam setelah dipotong
standardnya mampu tahan sampai 4 jam, selebihnya produk ini tidak baik untuk
dikonsumsi karena telah terjadi perubahan fisik dan biologis. Atas dasar
kondisi yang terjadi tersebut saat ini muncul metode pengawetan produk tersebut
salah satunya adalah yang disebut dengan “daging ayam beku” atai Frozen Chick (FO).
Prinsip kerja metode FO ini adalah membekukan daging pada suhu dibawah 4oC
guna untuk memperlambat pertumbuhan bakteri pada daging. Setidaknya denagn
metode FO daging mampu bertahan sampai 7 minggu.
Drh. Hari Wiyoso Tri Kuncoro, pengusaha daging ayam beku di Cinere, Depok, Jabar mengatakan “Ayam beku bisa bertahan sampai tahunan. Pada suhu -18oC, karkas utuh bertahan
hingga 12 bulan. Sedangkan yang sudah dipotong-potong, bertahan sampai 9
bulan,” paparnya. Menurut Ir. Hasanuddin
Yasni, MM, Direktur Eksekutif
Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia, suhu yang disarankan untuk membekukan
produk unggas adalah -4oC sampai dengan -12oC. “Kelemahan
produk unggas yang dibekukan adalah dari tekstur dagingnya menjadi lebih
keras,” ucapnya. Metode ini dapat digunakan
oleh pedagang daging ayam dipasaran guna mengurangi terjadi fluktuasi harga.
Masyarakat
atau konsumen geram atas terjadinya fluktuasi harga sedang mereka mengharapkan
kondisi harga yang tetap. Metode daging ayam beku adalah salah satu solusi yang
dapat ditawarkan saat ini. ketika terjadi harga melambung tinggi, maka frozen
chicken bisa dikeluarkan agar bisa menekan harga sehingga tidak terjadi
fluktuasi harga. Permasalahannya adalah, apakah masyarakat sudah menerima dengan
tangan terbuka daging ayam beku tersebut.
Penulis
: zia zannititah pawana
bemfpp.com-kegiatan mahasiswa. Sebanyak 400 Ayam yang sudah dimasak disusun
menjadi tumpeng ayam raksasa memeriahkan pembukaan acara Festival Agriculture
(FA) 2013 yang buka langsung oleh Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP)
Undip Prof. Ir. V. Priyo Bintoro. Sabtu(12/10) pagi di halaman FPP Undip
tembalang.
Sejumlah ayam yang dijadikan tumpeng ini adalah buah karya
pemeliharaan Mahasiswa FPP angkatan 2013 yang merupakan kegiatan pembimbingan
pasca Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) dan Pendidikan Karakter (PEKAT)
ke-Diponegoro-an (DIPA). Maba FPP 2013 memelihara ayam broiler sebanyak 500
ekor selama 30 hari lebih yang dibimbing oleh mahasiswa angkatan 2012 dan 2011.
Bakhtiar Ali Wardhana selaku Koordinator Kegiatan PAKAT DIPA menyatakan,
kami bersama segenap mahasiswa 2011 yang ada siap selalu mendampingi mahasiswa
angkatan 2013 dalam suksesi pemeliharaan ini, yang kemudian akan digunakan
dalam acara FA.
Begitu pula dengan Aprilian Adi Nugroho selaku ketua Acara FA
menegaskan, acara ini merupakan puncak kegiatan mahasiswa fakultas peternakan
dan pertanian yang merupakan integrasi berbagai kreatifitas dan kegiatan yang
melihatkan segenap komponen organisasi kemahasiswaan dan mahasiswa di
lingkungan fakultas peternakan dan pertanian.
“Selain tumpeng ayam raksasa, kami juga
menyelenggarakan pensi. Pensi sebagai ajang kreatifitas mahasiswa 2013. Selain
itu besok (minggu 13 okrober 2013) kami juga menyelenggarakan lomba kicau
burung dan ayam ketawa tingkat nasional” ujarnya.
bemfppundip.com-kegiatan mahasiswa. 14 Juni 2013 Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro telah melaksanakan acara tahunan yakni Peringatan Hari Susu Nusantara (HSN) tahun 2013. Pelaksanaan HSN 2013 ini adalah pelaksanaan ke-3 di FPP.
Rangkaian acara SN 2013 ini adalah (1) Senam santai dan makan gratis (2) Seminar Nasional (3) Lomba Mewarnai (4) Lomba Fashion Show (5) Aksi Gizi-Bagi susu gratis dan lomba Tweet terbanyak. Pada kesempatan acara ini PT. Cimory ikut serta berpartisipasi dalam suksesi HSN tersebut. Owner PT. Cimory Bapak Bambang Sutantio langsnug hadir sebagai pembicara dalam seminar nasional.
Rangkaian acara SN 2013 ini adalah (1) Senam santai dan makan gratis (2) Seminar Nasional (3) Lomba Mewarnai (4) Lomba Fashion Show (5) Aksi Gizi-Bagi susu gratis dan lomba Tweet terbanyak. Pada kesempatan acara ini PT. Cimory ikut serta berpartisipasi dalam suksesi HSN tersebut. Owner PT. Cimory Bapak Bambang Sutantio langsnug hadir sebagai pembicara dalam seminar nasional.
Selasa, 07 Januari 2014
Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 (PSDS-2014) merupakan salah
satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak
berbasis sumberdaya domestik khususnya ternak sapi potong. Pencapaian
swasembada daging sapi sudah lama didambakan oleh masyarakat agar
ketergantungan terhadap impor baik sapi bakalan maupun daging makin
menurun dengan mengembangkan potensi dalam negeri. Dengan berswasembada
daging sapi tersebut akan diperoleh keuntungan dan nilai tambah
meliputi:
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengeluarkan Pedoman Umum (Pedum) Program Swasembada Daging Sapi sebagai acuan bagi para pengelola kebijakandi tingkat pusat dan daerah.
Perdum di antaranya menurunkan kuota impor daging dari 100 ribu ton menjadi 38 ribu ton sehingga mencapai 10% dari kebutuhan konsumsi masyarakat, meningkatkan populasi sapi potong menjadi 14,2 juta ekor tahun 2014 dengan rata-rata pencapaian pertumbuhannya sebesar 12,48%, dan meningkatkan produksi daging dalam negeri sebesar 420,3 ribu ton pada tahun 2014 atau meningkat 10,4% setiap tahunnya.
Menurut UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, pengertian swasembada adalah kemampuan Negara dalam menjamin terwujudnya kemandirian pangan yang dihasilkan dari produksi dalam negeri. Produksi pangan yang strategis tersebut selayaknya dibangun dengan berbasiskan pada produksi dalam Negeri serta tidak mengantungkan pasokan dari Negara lain (impor) untuk kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Keberhasilan Program Swasembada Daging Sapi 2014 akan sangat tergantung kepada partisipasi penuh masyarakat peternak sapi potong. Betapapun baiknya program yang disusun pemerintah, tidak akan berhasil tanpa partisipasi masyarakat peternak dan para pelaku peternakan sapi potong lainnya.
Menjangkau Skenario PSDS- 2014
Sepekan terakhir, meski harga daging terus mengalami kenaikan bahkan sudah diambang batas kewajaran, Pantauan di sejumlah pasar tradisional Jabodetabek, pada minggu ke tiga bulan Nopember 2012, harga daging bergerak naik di kisaran Rp.98.000-Rp.105.000 per kg, lebih tinggi dari kondisi normal semula pada akhir bulan Oktober 2012 antara Rp.65.000-Rp.75.000 per kg.
Pemerintah terus berupaya menurunkan kembali harga pada kondisi normal dengan menambah pasokan/stok sebanyak 22.000 ekor sapi dari usaha penggemukan atau feelloter dan peternakan rakyat di sejumlah pasar-pasar komsumsi. Sejumlah daerah sudah menyatakan menjamin pasokan daging aman dan memastikan tidak ada lonjakan harga menjelang Natal dan Tahun Baru. Di Propinsi Jawa Barat sejak pertengahan Nopember 2012, dari dua pintu masuk yaitu Losari dan Banjar, tercatat pasokan daging sapi masing-masing sebanyak 12.770 ekor dan 1.964 ekor sehingga jumlahnya sebanyak 14.731 ekor (Sumber: Bisnis Indonesia).
Walaupun telah mengumumkan pasokan tercukupi dan aman, sebaiknya pemerintah perlu meningkatkan pengawasan serta memperhatikan lebih ketat dan detail rantai atas pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat, dengan mencegah ulah para spekulan. Diharapkan, harga tidak menimbulkan permasalahan di tengah momentum menuju skenario swasembada daging sapi tahun 2014, akibat pengurangan kouta impor daging.
Jika perlu, pemerintah mengambil langkah antisipasi meninjau sampai pada tingkat paling dasar yaitu para petani. Juga tetap menjaga pola distribusi barang, sehingga pasokan barang di pasar konsumsi dapat tersedia dan terjamin, sebagai upaya menjangkau kepentingan konsumen akhir. Pengamanan distribusi tersebut harus dilakukan sejak awal, jauh sebelum memutuskan operasi pasar sebagai instrumen stabilisasi harga barang.
Pemerintah juga dapat melakukan upaya peningkatan prasarana demi kelancaran arus distribusi barang dengan terus mengembangkan dan menambah jalan dan jembatan, sekaligus membangun konektivitas wilayah dan antarpulau. Untuk komoditas pertanian yang volume pasokannya sangat bergantung pada musim, sebaiknya pemerintah dapat secara berkesinambungan memperkuat pola/sistem pergudangan yang baik lagi sehingga volume pasokan barang dan kewajaran harga senantiasa bisa tetap dijaga.
Bagaimanapun pencapaian swasembada daging sapi tahun 2014 tetap menjadi prioritas pemerintah, sambil terus meningkatkan ketersediaan kebutuhan bahan pokok lainnya bagi masyarakat menuju terwujudnya ketahanan pangan di Indonesia dengan terus menerus membangkitkan minat dalam bisnis budidaya sapi dan pasar hewan alternatif ataupun kebutuhan pokok lainya kepada kaum pebisnis lokal.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan PDT, Deputi Bidang Perekonomian
- Akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak;
- Penyerapan tambahan tenaga kerja baru;
- Penghematan devisa negara;
- Optimalisasi pemanfaatan potensi ternak sapi lokal; dan
- Makin meningkatnya peyediaan daging sapi yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) bagi masyarakat sehingga ketenteraman lebih terjamin.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengeluarkan Pedoman Umum (Pedum) Program Swasembada Daging Sapi sebagai acuan bagi para pengelola kebijakandi tingkat pusat dan daerah.
Perdum di antaranya menurunkan kuota impor daging dari 100 ribu ton menjadi 38 ribu ton sehingga mencapai 10% dari kebutuhan konsumsi masyarakat, meningkatkan populasi sapi potong menjadi 14,2 juta ekor tahun 2014 dengan rata-rata pencapaian pertumbuhannya sebesar 12,48%, dan meningkatkan produksi daging dalam negeri sebesar 420,3 ribu ton pada tahun 2014 atau meningkat 10,4% setiap tahunnya.
Menurut UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan, pengertian swasembada adalah kemampuan Negara dalam menjamin terwujudnya kemandirian pangan yang dihasilkan dari produksi dalam negeri. Produksi pangan yang strategis tersebut selayaknya dibangun dengan berbasiskan pada produksi dalam Negeri serta tidak mengantungkan pasokan dari Negara lain (impor) untuk kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Keberhasilan Program Swasembada Daging Sapi 2014 akan sangat tergantung kepada partisipasi penuh masyarakat peternak sapi potong. Betapapun baiknya program yang disusun pemerintah, tidak akan berhasil tanpa partisipasi masyarakat peternak dan para pelaku peternakan sapi potong lainnya.
Menjangkau Skenario PSDS- 2014
Sepekan terakhir, meski harga daging terus mengalami kenaikan bahkan sudah diambang batas kewajaran, Pantauan di sejumlah pasar tradisional Jabodetabek, pada minggu ke tiga bulan Nopember 2012, harga daging bergerak naik di kisaran Rp.98.000-Rp.105.000 per kg, lebih tinggi dari kondisi normal semula pada akhir bulan Oktober 2012 antara Rp.65.000-Rp.75.000 per kg.
Pemerintah terus berupaya menurunkan kembali harga pada kondisi normal dengan menambah pasokan/stok sebanyak 22.000 ekor sapi dari usaha penggemukan atau feelloter dan peternakan rakyat di sejumlah pasar-pasar komsumsi. Sejumlah daerah sudah menyatakan menjamin pasokan daging aman dan memastikan tidak ada lonjakan harga menjelang Natal dan Tahun Baru. Di Propinsi Jawa Barat sejak pertengahan Nopember 2012, dari dua pintu masuk yaitu Losari dan Banjar, tercatat pasokan daging sapi masing-masing sebanyak 12.770 ekor dan 1.964 ekor sehingga jumlahnya sebanyak 14.731 ekor (Sumber: Bisnis Indonesia).
Walaupun telah mengumumkan pasokan tercukupi dan aman, sebaiknya pemerintah perlu meningkatkan pengawasan serta memperhatikan lebih ketat dan detail rantai atas pasokan barang kebutuhan pokok masyarakat, dengan mencegah ulah para spekulan. Diharapkan, harga tidak menimbulkan permasalahan di tengah momentum menuju skenario swasembada daging sapi tahun 2014, akibat pengurangan kouta impor daging.
Jika perlu, pemerintah mengambil langkah antisipasi meninjau sampai pada tingkat paling dasar yaitu para petani. Juga tetap menjaga pola distribusi barang, sehingga pasokan barang di pasar konsumsi dapat tersedia dan terjamin, sebagai upaya menjangkau kepentingan konsumen akhir. Pengamanan distribusi tersebut harus dilakukan sejak awal, jauh sebelum memutuskan operasi pasar sebagai instrumen stabilisasi harga barang.
Pemerintah juga dapat melakukan upaya peningkatan prasarana demi kelancaran arus distribusi barang dengan terus mengembangkan dan menambah jalan dan jembatan, sekaligus membangun konektivitas wilayah dan antarpulau. Untuk komoditas pertanian yang volume pasokannya sangat bergantung pada musim, sebaiknya pemerintah dapat secara berkesinambungan memperkuat pola/sistem pergudangan yang baik lagi sehingga volume pasokan barang dan kewajaran harga senantiasa bisa tetap dijaga.
Bagaimanapun pencapaian swasembada daging sapi tahun 2014 tetap menjadi prioritas pemerintah, sambil terus meningkatkan ketersediaan kebutuhan bahan pokok lainnya bagi masyarakat menuju terwujudnya ketahanan pangan di Indonesia dengan terus menerus membangkitkan minat dalam bisnis budidaya sapi dan pasar hewan alternatif ataupun kebutuhan pokok lainya kepada kaum pebisnis lokal.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan PDT, Deputi Bidang Perekonomian
Lika-liku
perjalanan harga telur yang begitu fluktuatif menghiasi obrolan para peternak ayam petelur
akhir-akhir ini. Yogyakarta--Lebaran Idul Fitri 1434 H mencapai 20.000 rupiah perkilogram,
sementara pasca lebaran harga telur kembali normal yakni dikisaran harga 17.000
rupiah/kg (KRjogja.com 21/8/2013).
Penurunan harga yang sangat signifikan terlihat
pada hari ini. harga telur ras perkilogram nya mencapai angka 12200 /kg untuk daerah semarang.
Kondisi harga telur ini juga dipertegas oleh Slamet, salah satu peternak ayam
petelur Tirto Unggul, Sekopek-Semarang. “harga telur ayam ras saat ini mencapai
13.000/kg untuk skala besarnya”. Selain itu beliau juga menyatakan keresahannya
atas harga telur ayam saat ini.
Analisis
Kasus
Atas dasar kondisi saat ini saya mencoba
menganalisis penyebab terjadinya penurunan harga tersebut. Dalam sejarah
perteluran di Indonesia hampir selalu terjadi paradoks yakni disaat harga pakan
naik, selalu diikuti dengan turunnya harga telur.
Rantai Hubungan antara Pabrik Pakan
dengan Peternak.
Pabrik pakan dalam melaksanaakan fungsi
utamanya dalam penyediaan pakan bagi pengusaha budidaya ayam petelur biasanya
menyetujui kontrak kerja. Dimana peternak sebagai pelanggan tetap (partner
bisnis) yang secara kontinyu akan menyuplai pakan dari pabrik tersebut. Dan
tentunya peternak diuntungkan. Stok pakan biasanya diambil dalam jumlah banyak
untuk memenuhi kebutuhan ternak selama 1-2 minggu atau bahkan 1-2 bulan, begitu
sangat diuntungkan dari sisi harga karena masih menganut harga pakan
sebelumnya. Disatu sisi pabrik pakan menghendaki sistem pembayaran diawal atau
biasa disebut cash before delivery (CBD). Bagi peternak skala besar
(populasi >100.000 ekor) sistem tersebut tidak menjadi masalah. Sayangnya
bagi mereka yang memiliki ternak skala menengah-kebawah hal tersebut akan
menjadi masalah. Oleh karena itu mereka mencoba untuk mensiasatinya.
Rantai Hubungan antara Peternak
dengan Konsumen (bakul).
Salah satu strategi peternak tersebut diatas adalah
menjual telur kepada konsumen (partner bisnis) secara kontan yang mana biasanya
dibayar kredit dalam tempo 1-2 minggu. Karena pembayarannya kontan maka, konsumen
memanfaatkan kondisi tersebut untuk meminta potongan harga atau menawar harga
yang lebih rendah dari harga telur di pasar saat itu. Akibatnya harga pasar
mulai terganggu. Paradigm masyarakat saat itu sketika berubah dan terkena
imbasnya kepada para peternak ayam petelur lain. Pedagang mulai meminta dengan
harga murah karena telah didapati sebelumnya telur yang juga murah. Akhirnya
peternak lain juga ikut menjual telurnya, termasuk peternak skala besar. Seolah-olah rantai suplai-chain meningkat
dan peternak yang memusnahkan banyak telur. Jawabannya adalah TIDAK!
Langganan:
Postingan (Atom)